MAKALAH
KESEHATAN KELUARGA

Oleh :
Naifah Khairunnisa Imtiyaz 5525142868
Citra Vileta Azzahra 5525144579
Devi Nurul Hikmi 5525144590
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TATA BUSANA
JURUSAN ILMU KESEJAHTERAAN KELUARGA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
2014/2015
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pembangunan di bidang
kesehatan telah mengalami perkembangan yang begitu pesat, serta kesehatan sudah
menjadi sebuah hal yang harus diutamakan dibandingkan dengan kebutuhan lainnya.
Melihat kondisi yang demikian, sudah seharusnya bukan hanya tenaga kesehatan
saja yang menjadi penanggung jawab kesehatan tetapi kesehatan merupakan
tanggung jawab semua masyarakat, terutama keluarga .
Keluarga
merupakan unit terkecil dari masyarakat, ini berarti keluarga merupakan
kelompok yang secara langsung berhadapan dengan anggota keluarga selama 24 jam
penuh,
1.2 Tujuan
1. Mengetahui
peran-peran keluarga dalam bidang kesehatan.
2. Menjelaskan
pentingnya fungsi kesehatan dalam keluarga.
3. Memenuhi tugas Ujian Tengah Semester (UTS) mata kuliah Ilmu Kesejahteraan
Keluarga (IKK).
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
Kesehatan Keluarga
Banyak pendapat berbeda-beda tentang
pengertian kesehatan keluarga, Terkadang istilah kesehatan keluarga menuju
kepada anggota keluarga secara individu dan terkadang menuju kepada keluarga
sebagai suatu kesatuan.
Menurut McCubbin dan Pettersin, Kesehatan keluarga paling sering
dikonseptualisasikan sebagai berfungsinya keluarga atau adaptasi keluarga.
Sedangkan menurut organisasi kesehatan
dunia (WHO) mengatakan bahwa kesehatan keluarga mengandung arti fungsi keluarga
sebagai pelaku sosial primer dalam peningkatan kesehatan dan kesejahteraan.
Arti dari kesehatan keluarga juga
berbeda tergantung kepada disiplin ilmu dari pengarang dan prespektif teoristis
yang dianut. misalnya dalam kesehatan mental keluarga, dimana terjadi proses
internal atau dinamika, seperti hubungan interpersonal mereka. Fokusnya
terletak pada pada hubungan antar keluarga dan subsistem-subsistemnya . seperti
subsistem orangtua, atau keluarga dan para anggotanya. Jika sebuah prespektif sistem
diangkat, interaksi internal dan pertukaran internal antara keluarga dan
lingkungannya akan ditekan. Salah satu hasilnya adalah keseimbangan antara
pertumbuhan atau perubahan dan stabilitas an ekuili-brium dalam keluarga (
wright dan leahey, 1984). Kedua kecenderungan itu dibutuhkan bagi keseimbangan
dalam keluarga yang layak agar dapat berfungsi dan sehat.
Para penulis bidang kesehatan
masyarakat dan kesejahteraan komunitas menggunakan indikator-indikator yang
berbeda bagi kesehatan keluarganya. Indikator-indikator ini mengemukakan
hubungan keluarga dengan komunitas dan stabilitasnya sebagai sebuah unit / kesatuan.
Indikator-indikator ini termasuk , kemiskinan, angka perceraian dikalangan
keluarga, adanya masalah-masalah kejahatan dan kenakalan, pengangguran, dan tingginya drop out dari sekolah. Semuanya
sebagian indikator-inikator kesehatan keluarga.
Para pengarang bidang perawatan
keluarga cenderung menggunakan kesehatan mental keluarga atau perspektif sistem
dan mendefinisikan kesehatan keluarga.
2.2 Tujuan Perawatan Kesehatan Keluarga .
Tujuan umum :
-
untuk meningkatkan kemampuan keluarga dalam memelihara
kesehatan keluarga mereka sehingga dapat meningkatkan status kesehatan
keluarga.
Tujuan khusus :
-
Meningkatkan kemampuan keluarga dalam menanggulangi
masalah-masalah kesehatan dasar dalam keluarga.
-
Meningkatkan kemampuan keluarga dalam mengambil
keputusan yang tepat dalam mengatasi masalah kesehatan keluarga.
-
Meningkatkan kemampuan keluarga dalam memberikan
asuhan keperawatan terhadap anggota keluarga yang sakit dan dalam mengatasi
masalah kesehatan anggota keluarga.
-
Meningkatkan produktifitas keluarga dalam meningkatkan
mutu hidupnya.
2.3 Faktor yang mempengaruhi derajat kesehatan
Menurut Hendrick L. Blumm, terdapat
4 faktor yang mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat, yaitu :
a)
Faktor perilaku.
b)
Lingkungan
c)
Keturunan
d)
Pelayanan kesehatan.
Dari ke 4 faktor diatas pengaruh
perilaku cukup besar diikuti oleh pengaruh faktor lingkungan pelayanan
kesehatan dan keturunan, ke empat
faktor di atas sangat berkait dan saling mempengaruhi.
2.4 Peningkatan Kesehatan Keluarga
Salah
satu fungsi dasar dari keluarga adalah fungsi perawatan kesehatan yang
tujuannya adalah untuk memenuhi kebutuhan kesehatan keluarga. Karena efeknya
yang bertahan lama, pengajaran perilaku sehat mungkin hal yang paling penting
dari kebutuhan ini.
Leavell
dkk. (1965), memasukkan peningkatan kesehatan dalam pencegahan primer. Akan
tetapi perlu dibuat pembedaan yang jelas antara peningkatan kesehatan dan
pencegahan atau perilaku yang sifatnya melindungi kesehatan. Peningkatan
kesehatan bukanlah penyakit atau masalah kesehatan yang spesifik. Peningkatan
tersebut dirancang untuk meingkatkan pertumbuhan, perluasan, atau mutu
kesehatan yang baik. Peningkatan kesehatan merupakan suatu proses yang positif,
dinamis, yang berfokus untuk memperbaiki kualitas hidup dan kesejahteraan,
tidak semata-mata menghindari penyakit. Peningkatan kesehatan melipuiti
“pendekatan” perilaku yang terdiri dari sejumlah tindakan dan aktivitas yang
tujuannya adalah mencapai derajat sehat yang tinggi (Dunn, 1960).
Sebaiknya,
pencegahan (penyakit) berhubungan dengan penyakit atau masalah kesehatan yang
spesifik dan meliputi perilaku “menghindar”. Pencegahan primer terdiri dari
kegiatan–kegiatan yang tujuannya melindungi orang dari penyakit tertentu
dan mengurangi kemungkinan mereka
mendapat penyakit atau masalah – masalah kesehatan. Baik pencegahan maupun
peningkatan kesehatn merupakan tujuan yang penting, dan keduanya saling
melengkapi (Duncan dan Gold, 1986 ; Pender, 1987).
Peningkatan
kesehatan keluarga meliputi upaya untuk meningkatkan kesehatan anggota keluarga
dan meningkatkan kesehatan sistem keluarga (Loveland-Cherry, 1988). Dalam kasus
yang pertama, penekanannya pada semua anggota keluarga secara individu dalam
konteks keluarga, sementara dalam kasus terakhir fokusnya pada peningkatan
kesehatan dari sistem keluarga, baik secara internal, maupun dalam interaksinya
dengan sistem – sistem eksternal., misalnya kesejahteraan sosial atau sistem
pendidikan. Di sini, tujuannya adalah peningkatan kesehatan keluarga. Secara
praktis, semua literatur tentang peningkatan kesehatan berbicara tentang
individual ketimbang unit keluarga, penekanan tersebut tergambar disini.
Namun
demikian konsep peningkatan kesehatan dapat dengan mudah diterapkan pada
keluarga secara keseluruhan. Karena keluarga merupakan sebuah sistem interaksi
yang kecil, akan tetapi ini berarti bahwa bidang - bidang yang lain perlu
dikaji (seperti pola komunikasi, hubungan orang-tua anak, dan interaksi dengan sumber – sumber dukungan sosial) dan
diterapkan pula berbagai strategi yang berbeda.
Peningkatan
kesehatan pencegahan primer terhadap masalah – masalah kesehatan yang kronis
dan akut merupakan tantangan terbesar dalam bidang kesehatan bagi masyarakat.
Mungkin, seharusnya tujuan kami yang penting adalah membantu orang (individu
maupun keluarga) untuk belajar bagaimana agar bisa sehat dengan cara yang
alamiah, dan dapat dinikmati, bukan berfokus pada membantu klien bagaiman agar
tidak sakit, atau terpuruk dalam keadaan yang lebih buruk, klien hanya dibantu
pada saat mereka sakit.
Dengan
demikian, pencegahan primer, termasuk peningkatan kesehatan dapat dipandang
sebagai peran yang paling penting dan menyenangkan. Akan tetapi, peran ini dala
prakteknya dianggap remeh atau sepele, meskipun demikian banyak terdengar
retorik tentang signifikansi pengajaran kesehatan dan pencegahan. Keteguhan
para tenaga kesehatan terhadap model medik – dimana model kesehatan dan
penyakit dipandang sebagai entitas (satuan)
yang berdiri sendiri, terpisan dan klien dipandang satu kesatuan sistem
psikologis – telah menyebabkan kita dan masyarakat (konsumer) untuk melihat
keperawatan kesehatan dengan cara perawatan medis kuratif. Ketika
individi-individu sakit, mereka menyerahkan diri pada pemberi asuhan. Namun,
untuk menerima tanggung jawab sendiri agar dapat hidup sehat atau agar dapat
berupaya memperbaiki fungsi total dari seseorang, hanya sedikit sekali dorongan
dan penghargaan dari masyarakat dan tenaga profesional kesehatan (Bruhn dan
Cordova, 1978). Lebih jauh lagi, banyak tenaga kesehatan yang memerankan contoh
peran yang sangat memprihatinkan untuk klien; mereka sering merokok dan
memiliki berat badan yang berlebihan, pola hidup monoton, tampak sedang
mengalami stres, dan demikian bukan dalam posisi untuk bisa berbicara tentang
perbaikan gaya hidup secara efektif.
Perawat
dan tenaga kesehatan lainnya telah diajar bagaimana memberikan respon terhadap penyakit dan krisis, tetapi tidak diajarkan tentang bagaiman
mendidik/ memberi konseling kepada individu dan keluarga yang “bebas dari
gejala” untuk memperkuat tingkat kesehatan mereka. Yang cukup menarik bahwa
gerakan peningkatan kesehatan saat ini mengacu pada perawatan kesehatan yang
bersifat holistik, perawatan diri, latihan untuk hidup sehat, modifikasi gaya
hidup, yang sebagian besar tidak dilakukan dan diarahkan oleh tenaga kesehatan,
melainkan hanya oleh kaum awam dan kelompok.
Belakangan
ini, gerakan peningkatan kesehatan di banyak kaum profesional sangat dihormati.
Bahkan modalitas yang esoterik untuk reduksi stres dan kontrol nyeri oleh
kebanyakan praktisi perawatan kesehatan
dipandang sangat membantu. Terdapat begitu banyak keterbukaan dan
penerimaan terhadap modalitas alternatif, termasuk yoga, meditasi, impan balik
biologis, akupresure, akupuntur, imajinasi terbimbing, visualisasi, dan terapi
– terapi tubuh.
Latihan
hidup sehat, perawatan kesehatan holistik, dan perawatan diri, semuanya
mempunyai kemampuan fundamental yang sama dalam memikul tanggung jawab untuk
kesehatan pribadi masing-masing. Asumsi daar yang menggaris-bawahi perawatan
diri adalah bahwa orang memiliki kekuatan untuk menyembuhkan diri dan
mengarahkan diri yang dapat dikerahkan dan diterapkan secara sadar. Yang juga
melekat dalam asumsi ini adalah bahwa individu dan keluarga harus mampu
mengontrol tindakan-tindakan mereka sendiri. Selain itu, dirasakan bahwa tanggung
jawab kesehatan pribadi seseorang tidak terletak pada tenaga kesehatan,
melainkan pada individu itu sendiri (Leonard, 1976).
2.4.1 Faktor
– Faktor yang Mengarah pada Keinginan Memperbarui Peningkatan Kesehatan
Ada beberapa
faktor penting yang mengarah pada keinginan untuk memperbarui dalam peningkatan
kesehatan, yaitu:
1. Perlu
adanya perubahan fokus
Sistem keperawatan kita belakangan ini
berorientasi pada krisis, dengan penanganan yang diberikan dalam berbagai kasus
terlalu sedikit dan terlalu lambat. Dalam kasus penyakit kronis, kasus penyebab
morbiditas, dan mortalitas yang ada pada kami sekarang adalah karena tidak
adanya penanganan dan pemberantasan terhadap penyakit, melainkan hany
meminimalkan pengaruhnya, dan memperbaiki semaksimalnya, serta mengatasi komplikasinya.
Sekarang ini orang menyadari bahwa kami telah begitu banyak menghamburkan uang
hany untuk menangani hasil akhir dari gaya hidup destruktif diri, bukan
memusatkan perhatian pada faktor-faktor penyebab sakit, seperti gaya hidup, dan
bahaya-bahaya lingkungan (Ardell dan Newman, 1977 ; Pender, 1987)
Sebuah laporan penting dari Surgeon
General, Healthy People (U.S. Public
Health Service, 1979), dan laporan pendukungnya, Promoting Health / Preventing Disease : Objectives for the Nation
(U.S. Public Health Service, 1980) yang menekankan bahwa modifikasi gaya hidup
merupaka perubahan yang paling penting yang diperlukan untuk pencapaian
prestasi kesehatan di negara kami. enam macam perubahan gaya hidup adalah
berhenti merokok, pengurangan pemakaian alkohol yang tidak benar, perubahan
diet untuk mengurangi kalori, lemak, garam, dan gula; latihan; prosedur
skrining periodik untuk gangguan-gangguan utama seperti tekanan darah tinggi
dan diabetes ; penggunaan sabuk pengaman dan mentaati kecepatan maksimum di jalan bebas hambatan.
2. Biaya
yang Meningkat
Terjadi peningkatan keprihatinan
dikalangan kaum awam, legislator, dan sejumlah profesional dibidang perawatan
kesehatan bahwa sistem perawatan kesehatan saat ini relatif mahal dan tidak
efektif, tanpa memasukkan pandangan biaya dan konservasi sumber-sumber
kesehatan. Kami membelanjakan banyak uang untuk rumah sakit dan perawatan medis
denga kemajuan kecil untuk biaya itu. Harapan hidup tidak terlalu mengalami
kemajuan dalam tahun-tahun belakangan ini, meskipun kami terus memompa lebih
uang ke dalam sistem yang bocor. Studi tentang kepatuhan mengungkapkan bahwa
terdapat banyak sekali kekurangpatuhan medis oleh pasien, yang secara alamiah
biayanya semakin meningkat, Ardell (1977) mengingatkan pada kita bahwa orang
amerika membelanjakan banyak sekali uang hanya untuk pengobatan penyakit yang
sebenarnya dapat dicegah.
3. Demistifikasi
Asuhan Kesehatan Primer
Belum pernah terjadi sebelumnya, ada
keterbukaan publik tentang pelayanan profesional yang tidak memadai maupun yang
tidak merata. Misalnya, gerakan wanita telah memusatkan perhatian nasional
terhadap kualitas keperawatan yang memprihatinkan yang diterima oleh kaum
wanita di dalam sistem yang didominasi oleh pria. Alih fungsi turun ( dari
dokter kepada praktisi perawat dan asisten dokter, dari perawat terdaftar
kepada perawat-perawat vokasional, pekerja komunitas, dan pembantu perawat) ini
membantu proses mistifikasi.
4. Konsumerisme
dan Tuntutan Popular untuk Peningkatan Kontrol
Para konsumer sekarang mengharapkan
agar mereka diinformasikan temuan-temuan dari layanan medis yang mereka dapat
dan mereka diberi kesempatan untuk lebih mengontrol hidup mereka. Hal ini
senantiasa diterjemahkan sebagai pemberian informasi secara wajar sehingga
mereka dapat membuat pilihan mereka sendiri dan dapat mengevaluasi layanan yang
mereka dapatkan. Kebutuhan pengontrolan diri yang lebih besar dikaitkan dengan
nilai-nilai kemasyarakatan yang ada sekarang dan perasaan antiteknologi dan
anti wewenang.
5. Perubahan
Gaya Hidup dan Peningkatan Tingkat Pendidikan
Makin banyak jumlah orang terdidik, dan
kelas menengah, maka mereka menempatkan nilai yang lebih besar pada kesehatan,
pemenuhan harapan pribadi, dan kualitas pribadi (Harris dan Gurin, 1985).
Meskipun tingkat pengetahuan kesehatan secara umum dalam masyarakat kita
relatif rendah, namun lewat membaca artikel yang berorientasi kepada kesehatan,
buku-buku dan keterbukaan mereka pada mass media, dalam konferensi, dll.,
agaknya mereka terinformasi baik dalam hal strategi- strategi profesional kesehatan
umum dan bahaya-bahaya serta resiko lingkungan. Perubahan dalam nilai ini dan
perbaikan tingkat pendidikan telah menyebabkan terjadinya perubahn gaya hidup
bagi banyak orang, meskipun pada umumnya terbatas pada kelas berpunya ( Harris
dan Gurin, 1985).
6. Kurangnya
Keteraksesan dan Ketersediaan Layanan Kesehatan Profesional
Satu kekuatan bagi perawatan diri
mungkin muncul dari situasi dimana pelayanan kesehatan profesional tidak dapat
diakses dan tidak tersedia (Levin et al, 1976). Sebanyak 37 juta orang Amerika
pada tahun 1987 tidak memiliki asuransi kesehatan ( U.S Dept. Of health of
human service, 1986). Akan tetapi mereka tidak diasuransi dapat menggunakan
perawatan diri untuk menangani masalah asuhan kesehatan primer yang umum, bukan
untuk belajar strategi-strategi peningkatan kesehatan.
7. Meningkatnya
Pengakuan Terhadap Interelasi antara Stres dan Penyakit
Diperkirakan 80% dari semua penyakit
disebabkab oleh stress, dan stress lah yang bertanggung jawab atas memburuknya
semua penyakit dan penyakit memperburuk stress yang ada. Berbagai studi yang
dilakukan menunjukan peran negatif yang dimainkan oleh stres dalam status
kesehatan individu dan keluarga (Pelletier, 1979), karenanya, penanganan
terhadap masalah saja tidaklah mencukupi. Dalam kasus individual, harus dipertimbangkan keseluruhan pribadi,
penyatuan antara tubuh dan pikiran merupakan hal terpenting dalam pemulihan dan
keadaan sehat. Reduksi stress menjadi salah satu dari lima dimensi utama
pelatihan hidup sehat (Ardell, 1977). Atau keaadaan sehat atau gaya hidup yang
sehat.
8. Halangan
terhadap Peningkatan Kesehatan Keluarga
Meskipun telah terjadi pertumbuhan
substansial dalam peningkatn kesehatan, perawatan diri, dan perawatan keluarga,
ada faktor-faktor tertentu menciptakan halangan atau rintangan terhadap
perkembangan ini, sehingga semua sektor dalam masyarakat dapat bermanfaat.
Halangan utamanya adalah uang, kurangnya biaya dari pihak ketiga atas
dilakukannya oengkajian dan intervensi terhadap keluarga dan atas
peningkatan-peningkatan kesehatan dan aktifitas pencegahan menciptakan suatu
keadaan dimana hanya orang yang lebih kaya yang mampu membiayai
pengeluaran-pengeluaran besar, termasuk aktifitas keperawatan kesehatan yang
dirintis oleh kaum profesional dan hanya mereka yang mendapat akses ke dunia
pendidikan yang dibutuhkan untuk perawatan diri. Halangan kedua adalah sikap
dan sosialisasi para dokter dan perawat di Amerika Serikat. Kami masih sangat
berorientasi pada penyakit dan hanya menyatakan
dengan kata-kata tentang betapa pentingnya peningkatan kesehatan. Model
medis masih merupakan model yang dominan untuk praktek, membuat kebijakan dan
pembiayaan. Hany sedikit perhatian atau penghargaan yang diberikan kepada
faktor-faktor kesehatan, psikologis dan sosial dalam perawatan kesehatan ( Doherrty
dan Campbell, 1988). Rintangan lain adalah sistem nilai-nilai yang kita anut,
dimana paham materialisme, dan akumulasi harta benda begitu pentingnya, adalah
masalah-masalah sosial seperti perawatan kesehatan yang tidak memadai ,
pekerjaan da kesempatan untuk mendapatkan pendidikan bagi kaum minoritas ( kaum
miskin, minoritas, warga senior, dan wanita), dan meluasnya bahaya-bahaya
lingkungan (polusi air, udara, dan pemakaian terhadap bahan-bahan toxis).
2.4.2 Apa
Saja yang Termasuk dalam Peningkatan atau Pencegahan Kesehatan Primer?
Tujuan dari
peningkatan kesehatan atau pencegahan primer adalah untuk mencapai sehat
tingkat tinggi. Halbert Dunn, Bapak orientasi kesejahteraan, pada tahun 1961
mendefinisikan keadaan sehat tingkat tinggi sebagai “ suatu metode fungsi
terpadu yang diorientasikan untuk memaksimalkan potensi dimana individu mampu
di dalam lingkungan dimana dia berfungsi.” Kata kuncinya adalah: (1) “ terpadu”
artinya berfungsi secara menyeluruh.ini berlawanan dengan keadaan dimana
seseorang berfumgsi secara terpisah-yaitu dimana berbagai segi dari seseorang
berkomflik dengan aspek-aspek lain dari orang tersebut.ardell berpendapat
tentang gaya hidup yang “terpadu”,dimana setiap dimensi kunci keadaan sehat
tingkat tinggi (tanggung jawab pribadi, kesadaran akan gizi, kebugaran fisik,
penanganan terhadap stres, dan kepekaan terhadap lingkungan) adalah seimbang
dan bersesuaian satu sama lain sehingga menghasilkan efek sinergis.(2)
”memaksimalkan potensi”, mempunyai arti keadaan dinamis dimana seseorang berupaya
keras untuk berkembang dan memperbaiki tingkat kesejahteraannya. Hirarki
kebutuhan Abrahan Maslow(1954) juga mempunyai kopnotasi yang yang sama; disini
manusia dilihat berupaya memenuhi kebutuhan-kebutuhan yang lebih tinggi sejalan
dengan kebutuhan yang lebih rendah terpenuhi,sehingga lebih banyak kebutuhan
pokok yang dipenuhi. dan (3) “di dalam lingkungannya” memberi arti kita harus
melihat individu-individu dalam lingkungan psikososial dan fisik ketika menilai
tingkat kesejahteraannya.kelompok primer(keluarga) merupakan lingkungan sosial
sentral dari individu.meskipin lingkungannya miskin dan rusak,ada beberapa
individu(dalam sejumlah literatur kelompok ini dianggap sebagai kelompok yang
tidak mudah mendapat pengaruh) dapat mencapai keadaan sehat tingkat tinggi.
Dunn menamakan status ini “emergent wellness.” Menurut dunn,keluarga dan
komunitas dapat dikaji dengan definisi keadaan sehat tingkat tinggi. Trafis
(1976), seorang “dokter kesejahteraan,”
memberikan penjelasan tentang arti dari “keadaan sehat tingkat tinggi”: gagasan
untuk mengukur kesejahteraan dan menolong orang untuk mencapai kesejahteraan
lebih tinggi merupakan hal yang relatif baru.kebanyakan kita berpikir bahwa
keadaan sehat dalam kaitannya dengan penyakit dan mengasumsikan bahwa bebas
dari penyakit berarti sejahtera. Ini tidak benar.ada banyak sekali tingkat
kesejahteraan dan penyakit.
Bagi travis
(1976), kesehatan memiliki arti yang lebih luas dan kaya:
Kesejahteraan
bukan merupakan suatu keadaan yang statis. Kesejahteraan akan menampakkan
hasilnya bila seseorang mulai melihat pribadinya sebagai pribadi yang
berkembang dan berubah.keadaan sehat tingkat tinggi berarti memberikan
perawatan yang baik terhadap fisik anda,menggunakan pikiran anda secara
konstruktif,mengekspresikan prasaan anda secara efektif,secara kreatif terlibat
dengan orang lain disekitar anda,memiliki perhatian terhadap lingkungan,fisik,
dan fisiologis dan menyadari tingkat kesadaran yang lain.
2.5 Gaya
Hidup Sejahtera
Ardell (1977) menulis sebuah buku yang
paling menarik dan paling mudah bagi orang awam dan berbagai profesi dalam
bidang kesehatan. Buku tersebut berjudul “High Level Welness - An Alternatif to
Doctors, Drugs, Deseases.“ dalam buku ini Ardell menggambarkan lima macam
dimensi kunci suatu falsafah dari gaya hidup yang ia namakan kesejahteraan
tingkat tinggi. Dengan menggunakan kerangka kerja dari Ardell ini, tapi dengan
menggabungkan gagasan-gagasan terbaru dari Pender (1987), setiap dimensi dari
kelima dimensi gaya hidup tersebut terwakili.
1. Tanggung
Jawab pribadi dan perawatan diri
Tanggung
jawab pribadi dan perawatan diri merupakan dasar untuk dimensi gaya hidup
sejahtera. Tanpa perasaan tanggung jawab terhadap diri sediri, maka motivasi
yang penting untuk memperoleh gaya hidup yang sehat akan berkurang. Keluarga
juga harus ada perasaan bertanggung jawab yang kokoh untuk menciptakan suatu
lingkungan rumah dimana stres yang sehat dan perilaku sehat akutualisasi diri
di tingkatkan.
Keluarga
perlu disadarkan bahwa kesehatan mereka sepenuhnya berada di tangan mereka.
Mereka harus percaya bahwa sebuah gaya hidup yang sejahtere di dorong oleh
sebuah perasaan bertanggung jawab dari diri dan keluarga dapat klebih memuaskan
dari pada hidup dengan prilaku yang penuh resiko.
Faktor
utama yang bertanggung jawab atas kurangnya tanggung jawab pribadi adalah tidak
tersedianya pendidikan kesehatan yang berorientasi pada perawatan diri.
Sesungguhnya,kaum profesional di bidang kesehatan sering kali melemahkan
semangat klien untuk melakukan tindakan-tindakan atas nama pribadi mereka
ardell (1977) dan Victory, dan Fries (1981) menulis bahwa bagian dari tanggung
jawab pribadi dan prawatan diri tahu bagaimana menggunakan sistem perawatan
kesehatan secara efektif, disertai dengan menciptakan gaya hidup yang membuat
individu dalam keadaan baik dan berada di luar sistem pengobatan sejauh
mungkin.
Perawatan
diri mencakup seluruh spektrum
sehat-sakit, mulai dari pencegahan primer hingga pencegahan tertier ( Steiger
dan Lipson, 1985). Pertumbuhan minat dalam peningkatan kesehatan saat ini
berjalan bersamaan dengan perbaikan minat dalam perawatan diri.
Perawatan
kesehatan pribadi dipandang sebagai inisiatif dari kaum awam ( Levin et al,
1976) dan didasarkan pada asumsi bahwa orang awam mampu melakukan keperawatan
terhadap kesehatan mereka sendiri.
2. Kesadaran
akan Gizi
Kesadaran
akan gizi mempunyai konotasi bukan hanya sesuatu kesadaran menyangkut komposisi
hidup sehat, tetapi juga kesadaran menyangkut kebiasaan gizi yang baik. Karena
gizi yang memadai merupakan komponen yang penting dalam pemeliharaan kesehatan,
gizi memainkan peran utama dalam gaya hidup kesejahteraan dan dalam pencegahan
penyakit-penyakit kronis.
3. Penatalaksanaan
Stres
Menurut Brown
(1974), 80 % dari penyakitkami disebabkan oleh stres, semua masalah kesehatan
diperburuk oleh stres. Hans Selye (1974), bapak teori stres mengatakan bahwa
pengaruh stres yang berkepanjangan menyebabkan tubuh rusak, menimbulkan
masalah-masalah seperti migrain, ulcus pepticum, serangan jantung, hipertensi,
gangguan mental, dan bunuh diri.
Salah satu
komponen penatalaksanaan stress termasuk penggunaan teknik – teknik untuk
mencapai relaksasi mental pada saat stres berlangsung. Keluarga harus peka
terhadap jumlah stres dalam lingkungan rumah dan bagaimana keluarga sebagai
sebuah kelompok menyediakan suatu lingkungan yang bersifat eustres ( jumlah
stres yang memadai untuk menikmati hidup dan bersifat merangsang dan produktif
). Cara koping terhadap stres yang efektif harus diajarkan dan dapat diakses
oleh anggota keluarga.
Teknik-teknik
reduksi stres bervariasi dan berkisar dari solusi – solusi yang masuk akal, (
seperti suatu yang tidak mungkin), hingga solusi solusi yang lebih rumit,
misalnya umpan balik biologis. Teknik teknik reduksi stres lainnya adalah
dengan napas dalam dan meditasi, latihan autogenis, visualisasi, latihan
relaksasi otot, hipnosis, mengembangkan alternatif- alternatif tujuan,
menghindari perubahan, latihan fisik, dan lainnya.
4. Latihan
dan Kebugaran Fisik
Keluarga menawarkan sebuah konteks yang
istimewa untuk mengurangi pravalensi anak-anak dan orang dewasa yang berat
badannya berlebihan, hidup monoton, secara fisik tidak menguntungkan. Perilaku
sehat seperti melakukan latihan dan menjalani gaya hidup yang aktif, sangat
dipengaruhi oleh perilaku dan sikap orang tua. Nilai dari sebuah latihan yang
konsisten, alamiah, dan dapat dinikmati, sebagai bagian dari gaya hidup
seseorang diterjemahkan kepada anak terutama melalui permodelan peran orang
tua. Aktivitas rekreasi dan waktu santai keluarga merupakan cara yang paling
baik untuk meningkatkan nilai kebugaran dan sehat, serta hubungan keluarga yang
positif.
5. Kesadaran
Lingkungan
Kesadaran
lingkungan meliputi lingkungan fisik dan sosial yang mempengaruhi keluarga dan
anggota keluarga, yaitu bagaimana lingkungan mempertinggi dan memperendah kesejahteraan
dan kesehatan. Udara yang kita hirup, komunitas dimana kita tinggal dan
karakteristik ketetanggaan merupakan contoh dari lingkungan fisik yang sosial
yang mempengaruhi kita. Ruang lingkup lebih kecil yang mengitari seseorang
merupakan lingkungan pribadinya (seperti tempat tidur atau kantor) dan kelompok
primer serta jaringan kerja persahabatan. Jaringan kerja dukungan sosial adalah
penting bagi peningkatan kesehatan dan pemeliharaan kesehatan bagi keluarga
maupun individu.
2.6 Diagnosa
Keperawatan : Bidang Kesehatan Lingkungan Keluarga
Menurut killien (1985)
diagnosa-diagnosa perawatan yang berhubungan dengan perspektif lingkungan
(environment) berfokus pada keserasian keluarga-lingkungan, “keseimbangan
permintaan dan sumber-sumber antara klien dan lingkungan. Tuntutan-tuntutan
lingkungan dapat berupa tuntutan aktual maupun professional, yang membuka
kemungkinan dilakukan tipe-tipe diagnosa keperawatan
preventif,kuratif,rehabilitative.
2.6.1 Intervensi
Keperawatan Keluarga
Berbagai
intervensi yang berhubungan dengan kesehatan lingkungan adalah pencegahan dalam
hal sifat. Pencegahan primer disini dapat berupa suatu penekanan yang primer.
Misalnya bekerja dengan keluarga untuk mencegah kasus jatuh pada lansia,
keracunan anak di rumah, ruam kulit akibat sengatan serangga merupakan tugas
utama perawatan keluarga dengan basis pada komunitas.
2.6.2 Peningkatan
Kesehatan Lingkungan
Mengajukan
perawatan sendiri lingkungan keluarga menuntut bahwa keluarga harus secara
akurat mampu merasakan merasakan kerentanan terhadap kecelakaan,luka,atau sakit
dan “menggunakan tanggung jawab diri” untuk mencegah stressor lingkungan dan
untuk mencegah dan meningkatkan kesehatan dan keselamatan lingkungan keluarga.
Dengan mjengenal dan mengantisipasi ancaman-ancaman lingkunganyang potensial
dan aktual terhadap kesehatan mereka, ada banyak sekali keluarga dapat
melakukan peningkatan kesehatan di rumah dan gaya hidup mereka.
Peningkatan
Keselamatan Di Rumah. “peningkatan kesadaran keluarga akan masalah-masalah
kecelakaan yang utama, memberikan informasi yang faktuasimengajukan cara-cara
bagi keluarga untuk memperbaiki tingkat keamanan kesejahteraan merupakan tujuan
dari perawat”
Penyuluhan
keluarga dalam bidang pendidikan keamanan dianjurkan apabila yang dikaji adalah
masalah-masalah potensial dan aktual;
1.
Bagaimana
mencegah kasus jatuh dengan mengatur
perabot begitu macam sehingga tidak menimbulkan halangan;memasang
pegangan tangga pada tangga ;menempatkan kabel-kabel listrik peralatan
elektronik jauh dari daerah tempat jalan memasang penerangan ruangan pada
tempat lalulalang, khususnya tangga, singkirkan potongan kain-kain licin dari
anak tangga; pasang pegangan pada bak mandi dan pancuran, gunakan bahan kasar
yang tidak licin untuk bak mandi dan kamar mandi; dan tempatkan pasangan lampu
yang bisa di hidupkan dan dimatikan dari tempat tidur dan tidak meraba-raba
dalam kegelapan dapat dihindari.
2.
Bagaimana
cara mencegah kebakaran dengan menyingkirkan seperti koran-koran, dus-dus
bekas, kotak sampah, asbak yang tidak pernah dibersihkan atau sisah korek api
yang masih nyala dilempar kedalam kotak sampah tanpa di sadari korek tersebut
masih menyala. Jangan pernah merokok di tempat tidur; dan mengecek kembali
tungku , cerobong, tungku pembakar tetap bebas dari bahaya kebakaran.
3.
Bagaimana
mencegah kecelakaan akibat mengangkat dengan menggunakan alat pengangkat
mekanik yang baik dalam mengangkat, dan membawa barang-barang berat.
2.7 Komunikasi dalam Keluarga dengan Masalah
Kesehatan
Temuan-temuan dari penelitian yang
telah menguji adaptasi keluarga terhadap sakit atau penyakit kronis dan yang
mengancam hidup, secara konsisten telah menunjukan bahwa sebuah faktor utama
dalam perkawinan yang sehat dan keluarga fungsional adalah adanya komunikasi
terbuka, sopan, dan jelas dalam menghadapi kesehatan yang penuh dengan stres
dan isu-isu yang berkaitan dengan kesehatan (Khan, 1990;spinetta dan deasy –
spinetta , 1981). Ketika keluarga tidak membicarakan isu-isu penting yang
mereka hadapi, maka akan menyebabkan adanya jarak emosional, dan stres keluarga
akan meningkat (freidman, 1985). Stres yang meningkat tidak hanya mempengaruhi
hubungan keluarga tapi juga kesehatan keluarga dan anggota-anggotanya (hoffer,
1989 ).
2.8 Peran-peran
keluarga selama sehat dan sakit
Satu aspek dalam bidang yang luas ini
adalah apa yang terjadi terhadap peran-peran keluarga apabila anggota keluarga
sakit atu cacat, dan faktor apa yang mempengaruhi struktur dan peran keluarga
selama sakit
1.
Peran ibu dalam sehat dan sakit
Ibu yaitu orang
yang berposisi sebagai istri , sebagai pemimpin dan pemberi asuhan kesehatan.
Dalam peran ini, ibu menentukan gejala-gejala dan memutuskan pencarian
sumber-sumber yang penting. Ia juga mempunyai kontrol substansial terhadap
keputusan apakah anaknya akan mendapat layanan kuratif atau preventif dan bertidak
sebagai sumber ketenangan dan bantuan pada masa-masa sakit.
2.
Peran ayah dalam sehat dan sakit
Seorang ayah
memiliki tanggung jawab yang besar dalam keluarga , meciptakan suasana yang
aman dan nyaman adalah salah satu peranan ayah dalam menjaga kesehatan
keluarga. Terlepas dari peran utama ayah sebagai kepala keluarga yang bertugas
untuk mencari nafkah, secara tidak langsung ayah juga harus menjaga kesehatan
ibu dan anak sebagai anggota keluarga yang membutuhkan perlindungan
3.
Peranan anak dalam sehat dan sakit
Peran seorang
anak dalam kesahatan menjaga kedua orangtua bila sedang dalam keadaan kurang
sehat, dan menjaga emosi serta tingkat stres kedua orangtua agar tidak
timbulnya penyakit-penyakit akibat memikirkan tingkah buruk seorang anak.
2.9 Pengetahuan
Tentang Kesehatan
Sebagai bagian dari tugasnya untuk
menjaga kesehatan anggotanya, keluarga pelu menyusun dan menjalankan
aktivitas-aktivitas pemeliharaan kesehatan berdasarkan atas apakah orangtua
atau keluarga dewasa yakin menjadi sehat. Kebanyakan keluarga kelas menengah dan
keluarga kelas pekerja mencari informasi mengenai pendidikan kesehatan, dengan
menggabungkan sumber-sumber dari dokter, dokter gigi, dan media masa. Banyak
sekali informasi tentang kesehatan yang secara bersama-sama diantara jaringan
sosial sahabar keluarga dan kereabat. Feldman (1976) menemukan bahwa satu-satu
nya bidang kesehatan yang tidak dibicarakan mayoritas orangtua dengan
anak-anaknya adalah tentang reproduksi dan seksualitas. semakin terdidik keluarga maka semakin baik
pengetahuan keluarga tentang kesehatan.
BAB III
PENUTUPAN
3.1
Kesimpulan
1.
Keluarga
merupakan unit terkecil dari masyarakat yang secara langsung berhadapan dengan
anggota keluarga selama 24 jam penuh,
2. Kesehat
merupakan faktor penting dalam kehidupan keluarga
3. Setiap
masing-masing anggota keluarga mempunyai peranan dalam kesehatan keluarga.
3.2
Saran
Semoga makalah dari
kelompok kami dapat berguna bagi rekan-rekan dan semoga makalah kami dapat
menjadi suatu acuan untuk kedepanya, untuk kritik dan saran akan kami terima
untuk membentuk makalah yang lebih baik untuk kedepannya.
DAFTAR
PUSTAKA
Friedman,M.Marylin. (1978). Keperawatan Keluarga Teori dan Praktek.
Jakarta : Buku Kedokteran EGC.
Ardell, D. (1977). High Level Wellness An Alternative to Doctors, Drugs, and Deseases.
Emmuas, PA: Rodale Press.
Baumann, B. (1961). Diversities in Conception of Health and
Physical Fitness, Journal of Health and Human Behaviour, 2, (1), 40.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar