LAPORAN
KUNJUNGAN INDUSTRI
WISATA BATIK KOMAR

Disusun
Oleh :
Naifah
Khairunnisa Imtiyaz 5525142868
PENDIDIKAN TATA BUSANA
ILMU KESEJAHTERAAN KELUARGA -
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
2014
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Salah
satu motif tekstil khas Indonesia adalah batik. Perkembangan batik dari masa ke
masa telah mengalami berbagai perubahan yang lebih beragam. Batik yang pada
mulanya hanya dikenal berfungsi sebagai sinjang dan selendang, sesuai dengan
perkembangan jaman, kini batik telah banyak mengalami pengayaan dan penggayaan
fungsi. Batik bukan sekedar ornamentasi dan motif, ia adalah proses
komposisional dari bentuk visual berpola yang memiliki arti dan makna.
Membatik saat ini menjadi salah satu
peluang pekerjaan yang mampu menyerap tenaga kerja. Meskipun secara signifikan
kesejahteraan pengrajin batik belum membaik, namun peningkatan kualitas
hubungan kerja antara pengrajin dan pemilik usaha dalam proses berkembang ke
arah yang lebih baik. Di Indonesia terdapat perajin batik yang jumlahnya
mencapai 100.000 lebih yang tersebar di beberapa wilayah pembatikan lama maupun
baru. Wilayah pembatikan yang tergolong lama diantaranya adalahJawa Tengah,
Jawa Barat, Jawa Timur, dan sebagian di wilayah Sumatera. Perkembangan dan
kebutuhan yang makin meningkat akan sandang berlatar seni kriya tekstil, maka
muncul beberapa daerah pembatikan baru. Batik khususnya di wilayah Jawa Barat
kini telah terdapat di 24 daerah pembatikan yang menyebar mulai dari Cirebon,
Indramayu, Garut, Tasikmalaya, Ciamis, Kuningan, Majalengka, Sumedang, Bandung,
Cimahi, Subang, Banjar, Bekasi, Bogor, dan Sukabumi. Wilayah batik di luar jawa
diantaranya ada di Aceh, Medan, Riau, Sumatera Barat, Jambi, Bengkulu, Lampung,
Tanjung Pinang, Makassar, Polewali mandar, Kalimantan Timur, hingga ke Papua.
Banyak daerah penghasil batik
seperti yang disebut sebelumnya, dengan berbagai variasi motif dan warna yang
menjadi ciri khas batik masing-masing daerah. Berangkat dari perjalanan
kunjungan industri yang dilakukan mahasiswi pendidikan tata busana UNJ 2014
dalam Wisata Batik Komar, penulis ingin mengulas beberapa bahasan pada laporan
kunjungan mengenai batik dari perajin Bandung, yaitu Batik Komar sebagai salah
satu perwakilan perajin batik di Indonesia.
Pelaksanaan Kunjungan Industri
Waktu
pelaksanaan kunjungan industri dilakukan pada Jumat 7 November 2014 pukul 15.30
– 17.30 WIB.
Tujuan
Industri Batik Komar, Jalan Cigadung
Raya Timur 1 No. 5, Bandung.
BAB II
PEMBAHASAN
Esensi Batik
Berdasarkan hasil konvensi Batik
RSNI ( Rancangan Standarisasi Nasional Indonesia ) di Yogyakarta 2013, telah
disepakati bahwa batik adalah kerajinan tangan sebagai hasil pewarnaan secara
perintangan menggunakan malam (lilin batik) panas sebagai perintang warna
dengan alat utama pelekat lilin batik berupa canting tulis dan atau canting cap
untuk membentuk motif tertentu yang memiliki makna.
Batik pada umumnya dikenal dengan 3
kualitas yang berbeda, pertama adalah Batik Tulis yang proses pengerjaannya
menggunakan alat yang berupa canting tulis. Kedua adalah Batik Cap yang proses
pengerjaannya dengan menggunakan canting cap yang terbuat dari tembaga ataupun
media lain seperti kayu, paku, dll. Batik Kombinasi adalah kombinasi dari kedua
teknik Cap dan Tulis. Bahan dasar kain batik harus terbuat dari serat alam
seperti katun, sutera, rami, woll, serat nanas, serat pisang, kenaf, dll.
Motif Batik
Indonesia memiliki banyak ribuan
jenis motif batik di tiap-tiap daerah dan memiliki keunikan yang sangat
bervariasi dan mudah dikenali dari bentuk corak dan ragam hiasnya.
Beberapa motif batik
yang berasal dari wilayah Jawa Tengah diantaranya motif Teruntum, Wahyu
Temurun, Parang Rusak, Parang Klitik, sido Mukti, Sido Luhur, Kawung, Sawat
Romo, Sawat Garuda, Nitik Sekar, Udan Liris, Kembang Kantil, dll.
Motif- motif batik Jawa Barat
seperti Megamendung, Wadasan, Sawat Penganten, Patran Kangkung, Patran Keris,
Paksinagaliman, Taman Arum Sunyaragi, Banjar Balong, Singan Payung, Panji
Semirang, Ayam Alas, Taman Teratai, Merak Ngibing, Bulu Hayam, Lereng Biji
Timun, Sidamukti Payung, Lereng Areuy, Bango Rawa, Lereng Adumanis, Singkong
Cirendeu, Lereng Kujang, Lereng Bambu, Curug Cimahi, Kijang Kujang, Beasan,
Kecapi Suling, Cupat Manggu, Parang Sontak, Batu Hiu, Kurung Hayam,
Cangkurileung Patrakomala, Kembang Kimerak, dll.
Motif-motif batik dari berbagai
daerah yang ada di Jawa Barat sebagian sudah didaftarkan ke Direktorat HAKI,
sebagai kekayaan lokal daerahnya masing-masing yang dilindungi oleh Pemerintah
Kabupaten Kota. Batik Komar telah mendapatkan Sertifikat pendaftaran motif
batik sebanyak 150 desain.
Sekilas Sejarah Batik Komar
H. Komarudin Kudiya S.IP, M.Ds (45)
bersama istri Hj. Nuryanti Widya (42), lahir dan dibesarkan di daerah Trusmi
Plered Cirebon, tepatnya terlahir dari lingkungan keluarga pengrajin Batik
Tradisional Cirebonan. Batik Komar didirikan pada tahun 1998 di kota Bandung.
Mengawali bisnis batik dengan cara berkeliling mendatangi showroom dan pedagang
batik sekitar Jakarta. Pada awalnya batik yang dijual masih merupakan produksi
keluarga yang ada di desa Trusmi Plered Cirebon atau yang dikenal dengan Batik
Cirebon. Seiring dengan permintaan pelanggan yang menginginkan produksi desain
batik yang berbeda dari kebiasaaan batik Cirebonan, kemudian Komar mulai
belajar membuat beberapa desain batik dengan tema yang baru dan orisinil tanpa
menggunakan ragam hias khas batik Cirebonan. Pada akhir tahun 1997, berhasil
mendapatkan juara pertama pada Festival Lomba Cipta Selendang Batik
Internasional di Yogyakarta yang diadakan oleh Yayasan Batik Indonesia (YBI)
dan Kementerian Parpostel. Keberhasilan sebagai penyandang juara pertama lomba
batik mengantarkan untuk dapat bertemu dengan presiden dan para pejabat negara
pecinta kain batik. Karya batik yang monumental yang pernah dibuat adalah batik
“Terpanjang di Dunia”, panjang kain batik mencapai 446,6 meter tanpa sambungan
dengan 407 motif batik dari Sabang hingga Papua dengan 112 komposisi warna
berbahan dasar sutera tenun khas Majalaya- Bandung. Kain batik tersebut pernah digelar
mengelilingi Gedung Sate pusat pemerintahan Propinsi Jawa Barat dan mendapatkan
penghargaan MURI, untuk pembuatannya disponsori YBI dengan harga Rp 400 juta.
Kain batik panjang ini juga pernah beberapa kali dipamerkan dan digelar di
Jakarta. Pernah menerima beberapa penghargaan dari Pemerintah Indonesia seperti
Paramakarya, Upakarti, BNSP Award, Archipelago Award, dll. Untuk saat ini Batik
Komar memiliki 300 pekerja terampil di bidang batik, di Bandung dan Cirebon.
Wilayah pemasaran produk Batik Komar
hampir ke seluruh penjuru Nusantara Indonesia. Ekspor batiknya ke Negara Jepang
sudah berjalan 8 tahun berupa bahan Kimono dan Obi, 2 tahun ke Newyork Amerika.
Pengalaman berpameran sejak tahun 1999 keliling Asia Tenggara, ke beberapa
Negara Eropa dan Amerika. Kegiatan organisasi, pengurus pusat Yayasan Batik
Indonesia (YBI) dan ketua Harian Yayasan Batik Jawa Barat (YBJB). Kegiatan
lainnya memberikan pelatihan dan kursus membatik diberbagai wilayah nusantara.
Latar belakang pendidikan H.
Komarudin Kudiya S.IP, M.Ds ; S1 Hubungan Politik FISIP – UNPAD, S2 Magister
Desain FSRD – ITB, S3 FSRD-ITB (sedang berjalan).
Proses Pembuatan Batik
a.
Persiapan
Bahan dan Gambar
Ketika
membuat batik, yang pertama harus dipersiapkan adalah menyiapkan bahan dasar
kain batik. Jenis kain yang dapta digunakan untuk membuat batik adalah bahan
yang terbuat dari serat alam. Tidak boleh menggunakan kain yang berbahan dasar dari serat sintetis (polyester).
Berikutnya adalah membuat gambar dasar (ragam hias batik) atau sket yang bisa
dikerjakan dengan menggunakan kertas kerja (kertas minyak atau kalkir). Ukuran
gambar untuk sketsa batik cap adalah 18X18 cm (ukuran standar) sedangkan untuk
sketsa batik tulis 75X100cm (A10). Gambar boleh bertema apa saja (flora, fauna,
kartun, dll), dengan ukuran gambar yang masih wajar bisa ditulis dengan canting
atau ditempelkan dengan menggunakan cap.
b.
Proses
Pelilinan
Lilin
batik terdiri dari tujuh komponen, yaitu;
1.
Beeswax (lilin madu)
2.
Parafin (hasil penyulingan minyak bumi)
3.
Gondorukem (hasil getah pohon pinus)
4.
Lilin dadu (lilin sisa pelorodan)
5.
Microwax (parafin berkualitas bagus)
6.
Mata Kucing (getah pohon damar)
7.
Kendal (lemak kerbau)
Untuk
menempelkan lilin / malam pada kain bisa dengan menggunakan alat canting atau
cap pada umumnya terbuat dari bahan tembaga. Menggambar bisa langsung diatas
permukaan kain dengan menggunakan pensil atau ballpoint yang tintanya mudah
luntur. Bisa juga dengan bantuan meja kerja dengan permukaan menggunakan kaca
yang di dalamnya ada lampunya (meja tracer). Pada jaman dahulu proses pemberian
motif langsung dengan menggunakan lilin yang dituliskan langsung pada kain
ngerujag atau ngelengreng, biasanya dikerjakan oleh kaum lelaki.
c.
Proses
Pewarnaan
Setelah
dilakukan pelilinan atau penempelan malam pada kain, kemudian dilanjutkan
dengan pewarnaan. Zat yang digunakan bisa dengan warna alam maupun warna
sintetis, sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan. Setelah pewarnaan selesai,
semua permukaan atau sebagian gambar diberi warna. Selanjutnya akn diberi
pelilinan berikutnya.
Sebelum
kain akan diberi warna disarankan sebaiknya harus diproses mordanting yaitu
direndam terlebih dahulu dengan air sabunatau diberi TRO (Turkish Red Oil) bahn
dasar untuk membuat sabun, tujuannya agar kain siap menerima warna.
Zat
warna yang digunakan dalam pengerjaan batik cap maupun tulis sebagai berikut;
1.
Zat Warna Alam ( akar mengkudu, kulit
secang, kelit mahoni, tegeran, daun mangga, dll )
2.
Zat Warna Sintetis (zat warna buatan
atau juga dikenal dengan zat warna kimia sintetis) terdiri dari kelompok zat
pewarna naphtol, zat pewarna indigosol, dan zat pewarna reaktif.
d.
Proses
Penembokan
Proses
penembokan adalah menutup bagian-bagian motif (ornament) yang sudah atau telah
diberi warna. Penutupan bisa sebagian ataupun keseluruhan gambar sesuai dengan
kebutuhan. Tujuannya, agar bagian-bagian motif yang telah diberi warna asal
(warna pertama) tidak tertimpa oleh warna-warna berikutnya. Selanjutnya adalah
proses pewarnaan (dicelup atau dikuas), serta bisa diulang-ulang seperti proses
sebelumnya sesuai dengan kebutuhan.
e.
Proses
Pelorodan
Peleburan
lilin dikenal dengan proses pelorodan. Lilin yang menempel pada permukaan kain
akan luntur setelah dimasukkan dalam drum yang berisi air mendidih. Untuk
memudahkan pelunturan lilin biasanya ditambahkan soda Ash secukupnya, misal
200mg untuk 20 liter air. Kemudian setelah dilakukan pelorodan sebaiknya kain
segera dibilas dengan air bersih, agar lilin yang menempel pada kain tidak
melekat ketika kain dijemur.
Produk – Produk Batik
Produk – produk batik diantaranya
kain sarung + selendang, kain panjang, bahan kemeja, bahan scraft, bahan blus,
bahan stola, produk keperluan rumah tangga (taplak meja makan, sarung bantal,
table runner, hiasan dinding, dll)
Design Batik Komar
Beberapa tema desain Batik Komar
diantaranya adalah Ragam Hias Moluska, Kristal Air, Antares, Sekar Jagad Latar
Belah Ketupat, Pamor Keris, Lipatan Kain, Serial Binatang Laut Dalam, Serial
Binatang Buas, Serial Bururng Besar, Serial Batik Legenda, Megamendung
kombinasi ragam hias ukir nusantara, dan beberapa desain khusus untuk wilayah
pembatikan baru di luar Jawa.
Jumlah desain batik yang sudah
dibuat sejak awal tahun 1998 hingga sekarang lebih dari 10.000 desain batik cap
dan batik tulis, dan terdokumentasi dengan baik dalam beberapa koleksi buku
sketsa desain batik dan beberapa buku koleksi produk batik (dummy book).
Batik Komar menerima pesanan batik
dengan desain-desain khusus (customize design) untuk diproduksi proses batik
tulis dan batik cap serta produksi tekstil bercorak batik.
Lampiran


Pemberian Materi Wisata Batik
Komar Beberapa Bahan
Dasar Pembuat Malam / Lilin


Latihan Membuat Batik
Cap
Canting Cap
Tidak ada komentar:
Posting Komentar