Rabu, 17 Juni 2015

Kunjungan Industri Wisata Batik Komar Bandung


LAPORAN
KUNJUNGAN INDUSTRI
WISATA BATIK KOMAR


logo_UNJ-bw.png

Disusun Oleh :
Naifah Khairunnisa Imtiyaz                5525142868



PENDIDIKAN TATA BUSANA
ILMU KESEJAHTERAAN KELUARGA - FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
2014
BAB I
PENDAHULUAN

Latar Belakang
            Salah satu motif tekstil khas Indonesia adalah batik. Perkembangan batik dari masa ke masa telah mengalami berbagai perubahan yang lebih beragam. Batik yang pada mulanya hanya dikenal berfungsi sebagai sinjang dan selendang, sesuai dengan perkembangan jaman, kini batik telah banyak mengalami pengayaan dan penggayaan fungsi. Batik bukan sekedar ornamentasi dan motif, ia adalah proses komposisional dari bentuk visual berpola yang memiliki arti dan makna.
            Membatik saat ini menjadi salah satu peluang pekerjaan yang mampu menyerap tenaga kerja. Meskipun secara signifikan kesejahteraan pengrajin batik belum membaik, namun peningkatan kualitas hubungan kerja antara pengrajin dan pemilik usaha dalam proses berkembang ke arah yang lebih baik. Di Indonesia terdapat perajin batik yang jumlahnya mencapai 100.000 lebih yang tersebar di beberapa wilayah pembatikan lama maupun baru. Wilayah pembatikan yang tergolong lama diantaranya adalahJawa Tengah, Jawa Barat, Jawa Timur, dan sebagian di wilayah Sumatera. Perkembangan dan kebutuhan yang makin meningkat akan sandang berlatar seni kriya tekstil, maka muncul beberapa daerah pembatikan baru. Batik khususnya di wilayah Jawa Barat kini telah terdapat di 24 daerah pembatikan yang menyebar mulai dari Cirebon, Indramayu, Garut, Tasikmalaya, Ciamis, Kuningan, Majalengka, Sumedang, Bandung, Cimahi, Subang, Banjar, Bekasi, Bogor, dan Sukabumi. Wilayah batik di luar jawa diantaranya ada di Aceh, Medan, Riau, Sumatera Barat, Jambi, Bengkulu, Lampung, Tanjung Pinang, Makassar, Polewali mandar, Kalimantan Timur, hingga ke Papua.
            Banyak daerah penghasil batik seperti yang disebut sebelumnya, dengan berbagai variasi motif dan warna yang menjadi ciri khas batik masing-masing daerah. Berangkat dari perjalanan kunjungan industri yang dilakukan mahasiswi pendidikan tata busana UNJ 2014 dalam Wisata Batik Komar, penulis ingin mengulas beberapa bahasan pada laporan kunjungan mengenai batik dari perajin Bandung, yaitu Batik Komar sebagai salah satu perwakilan perajin batik di Indonesia.
Pelaksanaan Kunjungan Industri
            Waktu pelaksanaan kunjungan industri dilakukan pada Jumat 7 November 2014 pukul 15.30 – 17.30 WIB.
Tujuan
            Industri Batik Komar, Jalan Cigadung Raya Timur 1 No. 5, Bandung.

BAB II
PEMBAHASAN

Esensi Batik
            Berdasarkan hasil konvensi Batik RSNI ( Rancangan Standarisasi Nasional Indonesia ) di Yogyakarta 2013, telah disepakati bahwa batik adalah kerajinan tangan sebagai hasil pewarnaan secara perintangan menggunakan malam (lilin batik) panas sebagai perintang warna dengan alat utama pelekat lilin batik berupa canting tulis dan atau canting cap untuk membentuk motif tertentu yang memiliki makna.
            Batik pada umumnya dikenal dengan 3 kualitas yang berbeda, pertama adalah Batik Tulis yang proses pengerjaannya menggunakan alat yang berupa canting tulis. Kedua adalah Batik Cap yang proses pengerjaannya dengan menggunakan canting cap yang terbuat dari tembaga ataupun media lain seperti kayu, paku, dll. Batik Kombinasi adalah kombinasi dari kedua teknik Cap dan Tulis. Bahan dasar kain batik harus terbuat dari serat alam seperti katun, sutera, rami, woll, serat nanas, serat pisang, kenaf, dll.
Motif Batik
            Indonesia memiliki banyak ribuan jenis motif batik di tiap-tiap daerah dan memiliki keunikan yang sangat bervariasi dan mudah dikenali dari bentuk corak dan ragam hiasnya.
                        Beberapa motif batik yang berasal dari wilayah Jawa Tengah diantaranya motif Teruntum, Wahyu Temurun, Parang Rusak, Parang Klitik, sido Mukti, Sido Luhur, Kawung, Sawat Romo, Sawat Garuda, Nitik Sekar, Udan Liris, Kembang Kantil, dll.
            Motif- motif batik Jawa Barat seperti Megamendung, Wadasan, Sawat Penganten, Patran Kangkung, Patran Keris, Paksinagaliman, Taman Arum Sunyaragi, Banjar Balong, Singan Payung, Panji Semirang, Ayam Alas, Taman Teratai, Merak Ngibing, Bulu Hayam, Lereng Biji Timun, Sidamukti Payung, Lereng Areuy, Bango Rawa, Lereng Adumanis, Singkong Cirendeu, Lereng Kujang, Lereng Bambu, Curug Cimahi, Kijang Kujang, Beasan, Kecapi Suling, Cupat Manggu, Parang Sontak, Batu Hiu, Kurung Hayam, Cangkurileung Patrakomala, Kembang Kimerak, dll.
            Motif-motif batik dari berbagai daerah yang ada di Jawa Barat sebagian sudah didaftarkan ke Direktorat HAKI, sebagai kekayaan lokal daerahnya masing-masing yang dilindungi oleh Pemerintah Kabupaten Kota. Batik Komar telah mendapatkan Sertifikat pendaftaran motif batik sebanyak 150 desain.


Sekilas Sejarah Batik Komar
            H. Komarudin Kudiya S.IP, M.Ds (45) bersama istri Hj. Nuryanti Widya (42), lahir dan dibesarkan di daerah Trusmi Plered Cirebon, tepatnya terlahir dari lingkungan keluarga pengrajin Batik Tradisional Cirebonan. Batik Komar didirikan pada tahun 1998 di kota Bandung. Mengawali bisnis batik dengan cara berkeliling mendatangi showroom dan pedagang batik sekitar Jakarta. Pada awalnya batik yang dijual masih merupakan produksi keluarga yang ada di desa Trusmi Plered Cirebon atau yang dikenal dengan Batik Cirebon. Seiring dengan permintaan pelanggan yang menginginkan produksi desain batik yang berbeda dari kebiasaaan batik Cirebonan, kemudian Komar mulai belajar membuat beberapa desain batik dengan tema yang baru dan orisinil tanpa menggunakan ragam hias khas batik Cirebonan. Pada akhir tahun 1997, berhasil mendapatkan juara pertama pada Festival Lomba Cipta Selendang Batik Internasional di Yogyakarta yang diadakan oleh Yayasan Batik Indonesia (YBI) dan Kementerian Parpostel. Keberhasilan sebagai penyandang juara pertama lomba batik mengantarkan untuk dapat bertemu dengan presiden dan para pejabat negara pecinta kain batik. Karya batik yang monumental yang pernah dibuat adalah batik “Terpanjang di Dunia”, panjang kain batik mencapai 446,6 meter tanpa sambungan dengan 407 motif batik dari Sabang hingga Papua dengan 112 komposisi warna berbahan dasar sutera tenun khas Majalaya- Bandung. Kain batik tersebut pernah digelar mengelilingi Gedung Sate pusat pemerintahan Propinsi Jawa Barat dan mendapatkan penghargaan MURI, untuk pembuatannya disponsori YBI dengan harga Rp 400 juta. Kain batik panjang ini juga pernah beberapa kali dipamerkan dan digelar di Jakarta. Pernah menerima beberapa penghargaan dari Pemerintah Indonesia seperti Paramakarya, Upakarti, BNSP Award, Archipelago Award, dll. Untuk saat ini Batik Komar memiliki 300 pekerja terampil di bidang batik, di Bandung dan Cirebon.
            Wilayah pemasaran produk Batik Komar hampir ke seluruh penjuru Nusantara Indonesia. Ekspor batiknya ke Negara Jepang sudah berjalan 8 tahun berupa bahan Kimono dan Obi, 2 tahun ke Newyork Amerika. Pengalaman berpameran sejak tahun 1999 keliling Asia Tenggara, ke beberapa Negara Eropa dan Amerika. Kegiatan organisasi, pengurus pusat Yayasan Batik Indonesia (YBI) dan ketua Harian Yayasan Batik Jawa Barat (YBJB). Kegiatan lainnya memberikan pelatihan dan kursus membatik diberbagai wilayah nusantara.
            Latar belakang pendidikan H. Komarudin Kudiya S.IP, M.Ds ; S1 Hubungan Politik FISIP – UNPAD, S2 Magister Desain FSRD – ITB, S3 FSRD-ITB (sedang berjalan).
Proses Pembuatan Batik
a.      Persiapan Bahan dan Gambar
            Ketika membuat batik, yang pertama harus dipersiapkan adalah menyiapkan bahan dasar kain batik. Jenis kain yang dapta digunakan untuk membuat batik adalah bahan yang terbuat dari serat alam. Tidak boleh menggunakan kain yang berbahan  dasar dari serat sintetis (polyester). Berikutnya adalah membuat gambar dasar (ragam hias batik) atau sket yang bisa dikerjakan dengan menggunakan kertas kerja (kertas minyak atau kalkir). Ukuran gambar untuk sketsa batik cap adalah 18X18 cm (ukuran standar) sedangkan untuk sketsa batik tulis 75X100cm (A10). Gambar boleh bertema apa saja (flora, fauna, kartun, dll), dengan ukuran gambar yang masih wajar bisa ditulis dengan canting atau ditempelkan dengan menggunakan cap.
b.     Proses Pelilinan
            Lilin batik terdiri dari tujuh komponen, yaitu;
1.      Beeswax (lilin madu)
2.      Parafin (hasil penyulingan minyak bumi)
3.      Gondorukem (hasil getah pohon pinus)
4.      Lilin dadu (lilin sisa pelorodan)
5.      Microwax (parafin berkualitas bagus)
6.      Mata Kucing (getah pohon damar)
7.      Kendal (lemak kerbau)
            Untuk menempelkan lilin / malam pada kain bisa dengan menggunakan alat canting atau cap pada umumnya terbuat dari bahan tembaga. Menggambar bisa langsung diatas permukaan kain dengan menggunakan pensil atau ballpoint yang tintanya mudah luntur. Bisa juga dengan bantuan meja kerja dengan permukaan menggunakan kaca yang di dalamnya ada lampunya (meja tracer). Pada jaman dahulu proses pemberian motif langsung dengan menggunakan lilin yang dituliskan langsung pada kain ngerujag atau ngelengreng, biasanya dikerjakan oleh kaum lelaki.
c.      Proses Pewarnaan
            Setelah dilakukan pelilinan atau penempelan malam pada kain, kemudian dilanjutkan dengan pewarnaan. Zat yang digunakan bisa dengan warna alam maupun warna sintetis, sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan. Setelah pewarnaan selesai, semua permukaan atau sebagian gambar diberi warna. Selanjutnya akn diberi pelilinan berikutnya.
            Sebelum kain akan diberi warna disarankan sebaiknya harus diproses mordanting yaitu direndam terlebih dahulu dengan air sabunatau diberi TRO (Turkish Red Oil) bahn dasar untuk membuat sabun, tujuannya agar kain siap menerima warna.
            Zat warna yang digunakan dalam pengerjaan batik cap maupun tulis sebagai berikut;
1.      Zat Warna Alam ( akar mengkudu, kulit secang, kelit mahoni, tegeran, daun mangga, dll )
2.      Zat Warna Sintetis (zat warna buatan atau juga dikenal dengan zat warna kimia sintetis) terdiri dari kelompok zat pewarna naphtol, zat pewarna indigosol, dan zat pewarna reaktif.
d.     Proses Penembokan
            Proses penembokan adalah menutup bagian-bagian motif (ornament) yang sudah atau telah diberi warna. Penutupan bisa sebagian ataupun keseluruhan gambar sesuai dengan kebutuhan. Tujuannya, agar bagian-bagian motif yang telah diberi warna asal (warna pertama) tidak tertimpa oleh warna-warna berikutnya. Selanjutnya adalah proses pewarnaan (dicelup atau dikuas), serta bisa diulang-ulang seperti proses sebelumnya sesuai dengan kebutuhan.
e.      Proses Pelorodan
            Peleburan lilin dikenal dengan proses pelorodan. Lilin yang menempel pada permukaan kain akan luntur setelah dimasukkan dalam drum yang berisi air mendidih. Untuk memudahkan pelunturan lilin biasanya ditambahkan soda Ash secukupnya, misal 200mg untuk 20 liter air. Kemudian setelah dilakukan pelorodan sebaiknya kain segera dibilas dengan air bersih, agar lilin yang menempel pada kain tidak melekat ketika kain dijemur.
Produk – Produk Batik
            Produk – produk batik diantaranya kain sarung + selendang, kain panjang, bahan kemeja, bahan scraft, bahan blus, bahan stola, produk keperluan rumah tangga (taplak meja makan, sarung bantal, table runner, hiasan dinding, dll)
Design Batik Komar
            Beberapa tema desain Batik Komar diantaranya adalah Ragam Hias Moluska, Kristal Air, Antares, Sekar Jagad Latar Belah Ketupat, Pamor Keris, Lipatan Kain, Serial Binatang Laut Dalam, Serial Binatang Buas, Serial Bururng Besar, Serial Batik Legenda, Megamendung kombinasi ragam hias ukir nusantara, dan beberapa desain khusus untuk wilayah pembatikan baru di luar Jawa.
            Jumlah desain batik yang sudah dibuat sejak awal tahun 1998 hingga sekarang lebih dari 10.000 desain batik cap dan batik tulis, dan terdokumentasi dengan baik dalam beberapa koleksi buku sketsa desain batik dan beberapa buku koleksi produk batik (dummy book).
            Batik Komar menerima pesanan batik dengan desain-desain khusus (customize design) untuk diproduksi proses batik tulis dan batik cap serta produksi tekstil bercorak batik.











Lampiran
 
          Pemberian Materi Wisata Batik Komar                 Beberapa Bahan Dasar Pembuat Malam / Lilin
   
                    Latihan Membuat Batik Cap                                                      Canting Cap

Tidak ada komentar:

Posting Komentar